Perbedaan psikoterapi dengan konseling
Pengertian psikoterapi
Banyak
definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Antara lain yaitu bahwa psikoterapi
adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologik, dilakukan
oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara
profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah
atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit. Definisi yang
lain yaitu bahwa psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan
teknik-teknik psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.
Psikoterapi
disebut sebagai pengobatan, karena merupakan suatu bentuk intervensi, dengan
berbagai macam cara dan metode - yang bersifat psikologik - untuk tujuan yang
telah disebutkan di atas, sehingga psikoterapi merupakan salah satu bentuk
terapi atau pengobatan disamping bentuk-bentuk lainnya dalam ilmu kedokteran
jiwa khususnya, dan ilmu kedokteran pada umumnya.
PRINSIP-PRINSIP UMUM
PSIKOTERAPI
Seperti telah disebutkan,
psikoterapi dilakukan dengan cara percakapan atau wawancara (interview). Dalam suatu wawancara, tidak
dapat dipisahkan antara sifat terapeutik dan penegakan diagnosis.
Biasanya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengandung kedua aspek tersebut,
yaitu untuk mengoptimalkan hubungan interpersonal dengan pasien (sifat
terapeutik), dan untuk melengkapi data dalam usaha menegakkan diagnosis. Dalam
melakukan psikoterapi, wawancara harus lebih mengutamakan aspek terapeutiknya;
data yang diperlukan akan berangsur terkumpul dengan kian membaiknya hubungan
interpersonal yang terjalin antara dokter dengan pasiennya, sehingga
berartinya suatu wawancara tergantung dari sifat hubungan terapis dengan
pasiennya tersebut.
Dalam
melakukan wawancara, hendaknya kita juga melakukan observasi secara
menyeluruh dengan teliti. Sambil mengajukan pertanyaan, kita juga mengamati dan
turut serta (sebagai participant
observer) dalam proses yang sedang berlangsung pada saat dan situasi
tersebut (“the here and now”). Yang
kita amati yaitu :
(1).
apa yang terjadi pada pasien,
(2).
apa yang terjadi pada pewawancara atau terapis sendiri, serta
(3).
apa yang terjadi di antara terapis dan pasiennya.
Dalam
berhadapan dengan pasien, dokter atau terapis mempengaruhi pasien dengan
sikap dan perkataannya, dari menit ke menit, saat ke saat. Dalam hal
ini, yang perlu diperhatikan sebetulnya bukan hanya
(a).apa
yang kita bicarakan, tetapi juga
(b).
bagaimana cara kita melakukannya,
(c).
kapan (saat atau waktu yang tepat) kita mengungkapkan hal tertentu yang
ingin kita
sampaikan, serta
(d).bagaimana
hubungan antara si penolong (dokter atau terapis) dan yang ditolong (pasien)
tersebut.
Hal-hal
tersebut dapat membuat pasien menjadi lebih tenang atau sebaliknya menjadi
tegang, lebih terbuka atau tertutup, lebih percaya atau pun curiga, sehingga
dapat disimpulkan bahwa selalu ada pengaruh terapeutik maupun kontraterapeutik,
dan tidak pernah netral sama
sekali, karena setiap orang mempunyai latar belakang kepribadian dan pengalaman
hidup yang berbeda-beda, yang mempengaruhi cara pandang, cara berpikir dan
menghayati segala sesuatu.
Pengertian konseling
Kata
konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin
yaitu counselium, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian belajar
bersama-sama dalam hal ini adalah pembicaraan antara konselor dengan seseorang
atau beberapa klien.
Carl
rogers, seorang psikolog humanistic terkemuka, berpandangan bahwa konseling
merupakan hubungan terapi dengan kien yang bertujuan untuk melakukan perubahan
self (diri) pada pihak klien. Pada intinya rogers dengan tegas menekankan pada
perubahan system self klien sebagai tujuan konseling akibat dari struktur
hubungan konselor dengan kliennya.
Cormier
(1979) lebih memberikan penenkanan pada fungsi pihak-pihak yang terlibat.
Mereka menegaskan konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk
membantu klien.
Fungsi konseling :
1.
Membimbing
2.
Menyembuhkan
3.
Memfasilitasi
4.
Memodifikasi
5.
Merestrukturisasi
6.
Mengembangkan
7.
Mempengaruhi
8.
Mengkomunikasikan
9.
Mengorganisasikan
Dapus :
By Sylvia D. Elvira.psikoterapi
Modul
psikologi konseing
tugas: psikoterapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar