Senin, 06 Mei 2013


Perbedaan psikoterapi dengan konseling
Pengertian psikoterapi
Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Antara lain yaitu bahwa psikoterapi adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit. Definisi yang lain yaitu bahwa psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-teknik psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.
Psikoterapi disebut sebagai pengobatan, karena merupakan suatu bentuk intervensi, dengan berbagai macam cara dan metode - yang bersifat psikologik - untuk tujuan yang telah disebutkan di atas, sehingga psikoterapi merupakan salah satu bentuk terapi atau pengobatan disamping bentuk-bentuk lainnya dalam ilmu kedokteran jiwa khususnya, dan ilmu kedokteran pada umumnya.  

PRINSIP-PRINSIP UMUM  PSIKOTERAPI
            Seperti telah disebutkan, psikoterapi dilakukan dengan cara percakapan atau wawancara (interview). Dalam suatu wawancara, tidak dapat dipisahkan antara sifat terapeutik dan penegakan diagnosis. Biasanya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengandung kedua aspek tersebut, yaitu untuk mengoptimalkan hubungan interpersonal dengan pasien (sifat terapeutik), dan untuk melengkapi data dalam usaha menegakkan diagnosis. Dalam melakukan psikoterapi, wawancara harus lebih mengutamakan aspek terapeutiknya; data yang diperlukan akan berangsur terkumpul dengan kian membaiknya hubungan interpersonal yang terjalin antara dokter dengan pasiennya, sehingga berartinya suatu wawancara tergantung dari sifat hubungan terapis dengan pasiennya tersebut.
Dalam melakukan wawancara, hendaknya kita juga melakukan observasi secara menyeluruh dengan teliti. Sambil mengajukan pertanyaan, kita juga mengamati dan turut serta (sebagai participant observer) dalam proses yang sedang berlangsung pada saat dan situasi tersebut (“the here and now”). Yang kita amati  yaitu :
(1). apa yang terjadi pada pasien,
(2). apa yang terjadi pada pewawancara atau terapis sendiri, serta
(3). apa yang terjadi di antara terapis dan pasiennya.
Dalam berhadapan dengan pasien, dokter atau terapis mempengaruhi pasien dengan sikap dan perkataannya, dari menit ke menit, saat ke saat. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan sebetulnya bukan hanya
(a).apa yang kita bicarakan, tetapi juga
(b). bagaimana cara kita melakukannya,
(c). kapan (saat atau waktu yang tepat) kita mengungkapkan hal tertentu yang ingin kita   
      sampaikan, serta
(d).bagaimana hubungan antara si penolong (dokter atau terapis) dan yang ditolong (pasien)
      tersebut.
Hal-hal tersebut dapat membuat pasien menjadi lebih tenang atau sebaliknya menjadi tegang, lebih terbuka atau tertutup, lebih percaya atau pun curiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa selalu ada pengaruh terapeutik maupun kontraterapeutik, dan tidak pernah netral  sama sekali, karena setiap orang mempunyai latar belakang kepribadian dan pengalaman hidup yang berbeda-beda, yang mempengaruhi cara pandang, cara berpikir dan menghayati segala sesuatu.

Pengertian konseling
Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin yaitu counselium, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian belajar bersama-sama dalam hal ini adalah pembicaraan antara konselor dengan seseorang atau beberapa klien.
Carl rogers, seorang psikolog humanistic terkemuka, berpandangan bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan kien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. Pada intinya rogers dengan tegas menekankan pada perubahan system self klien sebagai tujuan konseling akibat dari struktur hubungan konselor dengan kliennya.
Cormier (1979) lebih memberikan penenkanan pada fungsi pihak-pihak yang terlibat. Mereka menegaskan konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk membantu klien.
Fungsi konseling :
1.      Membimbing
2.      Menyembuhkan
3.      Memfasilitasi
4.      Memodifikasi
5.      Merestrukturisasi
6.      Mengembangkan
7.      Mempengaruhi
8.      Mengkomunikasikan
9.      Mengorganisasikan

Dapus :
By Sylvia D. Elvira.psikoterapi
Modul psikologi konseing
 tugas: psikoterapi 

Senin, 08 April 2013

Pengertian Psikoterapi

Psikoterapi adalah pengobatan secara psikologis untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku seseorang. Asal kata psikoterapi adala “psyche” yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan “therapy” yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan, oleh karena itu psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental atau terapi pikiran. Orang yang melakukan psikoterapi disebut psikoterapis. Yang dapat melakukan terapi yakni dokter, psikolog dan orang-orang yang berhubungan atau mendalami ilmu psikologi atau yang mampu dalam melakukan psikoterapi. Psikoterapi yaitu kegiatan interaksi antara psikoterapis dengan klien yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan yag dikeluhkan oleh klien itu sendiri.
Pengertian Psikoterapi adalah proses yang difokuskan untuk membantu menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan. hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit (Hariyanto, 2010).
menurut Wolberg & Frank, psikoterapi adalah bentuk perlakuan atau treatment terhadap masalah-masalah yang sifatnya emosional dengan tujuan menghilangkan, mengubah, memperlambat symptom untuk meningkatkan perkembangan pribadi yang positif. 
Psikoterapi memiliki 3 ciri-ciri :
1. Segi proses        : yakni adanya interaksi antara kedua belah pihak, dengan formal, professional, legal dan menganut kode etik.
2. Segi tujuan         :  yakni mengubah kondisi fisik, psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang ada pada diri klien.
3. Segi tindakan      :  yakni seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu  
   pskilogi modern yang sudah teruji efektivitasnya.
Psikoterapi berbeda dengan pengobatan tradisional yang sering melihat bahwa gangguan psikologis yang dialami seseorang merupakan gangguan dari jin, sihir atau karena roh jahat, hal ini dikarenakan masyarakat terlalu mempercayai takhayul dan kurangnya wawasan ilmiah. Pada kenyataannya gangguan tersebut bukan berasal dari hal-hal yang bersifat mistik dan penanganannya pun tidak bersifat mistik pula. Klien psikoterapi juga tidak diberi obat, karena klien bukan sakit pada fisiknya namun pada jiwanya. Psikoterapi juga bukan menangani orang-orang yang mempunyai kerusakan pada otak (orang gila), namun psikoterapi hanya digunakan pada orang yang tidak memiliki kerusakan pada otak atau orang yang normal, yang saat itu sedang mengalami masalah psikologis atau untuk membantu meningkatkan kemampuan dalam pola pikirnya. 
Dalam sesi psikoterapi, klien akan diajak untuk membahas dan menganalisa hambatanpsikologis yang ada pada diri klien, kemudian mencari pemecahannya dengan cara menerapkan metode psikoterapi yang paling cocok dengan kliennya. Psikoterapi hanya dapat dilakukan jika klien menginginkan kesembuhan dan perubahan dalam dirinya.   

sumber :
http://bersukacitalah.wordpress.com/tag/pengertian-psikoterapi/
belajarpsikologi.com/sebuah-pengantar-psikoterapi/
Gunarsa.SD(2007).konseling & psikoterapi.jakarta: gunung mulia.

Kamis, 10 Januari 2013

EVALUASI KINERJA PADA KARYAWAN YANG MENGALAMI MUTASI MENGGUNAKAN PAPI KOSTICK


SEJARAH

Tes PAPI Kostik di buat oleh Guru Besar Psikologi Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960-an. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian (psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitarnya (environment) termasuk perilaku dan nilai perusahaan (values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan / situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang terekam saat psikotest.

Di Indonesia diperkenalkan sekitar tahun 1980 dan berkembang dengan cepat menjelang akhir 1990-an yang berbentuk Self report inventory. PAPI sekarang digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan di dunia. Tersedia dalam 25 bahasa, dapat dikerjakan secara online, serta CD-Rom installable. Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. Papi mengukur role dan need individu dalam kaitannya dengan situasi kerja. Dengan mempelajari Papi Kostick, maka kita akan banyak memperoleh informasi mengenai profile individu baik dari segi tipologi kepribadiannya, maupun dalam kontek pekerjaannya.

Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership).

Tes Papi Kostick saat ini sering digunakan dalam lingkup HRD di suatu perusahaan / organisasi. Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. Papi mengukur role dan need individu dalam kaitannya dengan situasi kerja. Dengan mempelajari Papi Kostick, maka kita akan banyak memperoleh informasi mengenai profile individu baik dari segi tipologi kepribadiannya, maupun dalam kontek pekerjaannya.

LANDASAN TEORI
Not a full personality (mengukur role dan need semata-mata dalam kaitannya dengan situasi kerja, sempadan kepribadian dalam situasi kerja Mengacu pada dimensi temperamen dari Thurstone (1953); pikiran Edwards (1959) dan Schulz (1960); berakar pada konsep Murray (1938). Dasar pemikiran untuk desain dan formulasi PAPI sebagai suatu asesmen yang mengukur kecenderungan (Need/ Kebutuhan) dan persepsi (Role/Peran) adalah didasarkan pada teori needs-press Murray.PAPI mengeksplor dimensi kepribadian yang luas. Dimensi-dimensi ini dipisahkan ke dalam skala Role dan Need.Sedangkan dalam keterkaitannya teori Murray dengan PAPI adalah Skala Role PAPI mengukur persepsi individu terhadap dirinya dalam lingkungan kerja dan memperhatikan area-area seperti kepemimpinan, perencanaan integratif dan gaya pekerjaan (perhatian terhadap detil).Skala Need memperkirakan kecenderungan mendalam yang tidak bisa dipisahkan dari perilaku individu seperti kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok, kebutuhan untuk diperhatikan dan kebutuhan untuk didukung.

Henry Murray
(1938) yang justru lebih banyak dapat bermanfaat dalam penelitian kepribadian manusia. “Needs” didefinisikan sebagai tujuan manusia dan dorongan dasar (desires); “traits” didefinisikan kebiasaan pola pikir manusia, pengaruh (affect), dan tingkah laku (behavior). “Traits” menjawab pertanyaan “bagaimana” manusia bertingkah laku; “needs” menjawab pertanyaan “mengapa”. Karena itu, “traits” dan “needs” menggambarkan dua aspek fundamental yang berbeda dari kepribadian, yang semestinya keduanya tidak dipisahkan ketika kita hendak mengetahui kepribadian manusia secara komprehensif (Sanz et.al, 2006).

ASPEK YANG DIUNGKAP TES PAPI KOSTICK
PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu ; Pengukuran kebutuhan (needs) dan pengukuran persepsi (roles), yaitu persepsi keadaan individu di tempat kerja. PAPI Kostick untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing – masing mewakili need dan role tertentu.

Aspek-aspek itu adalah sebagai berikut:
a. Work Direction:
  1. Need to finish task (N) 
  2. Hard intense worked (G)
  3. Need to achieve (A)
b. Leadership:
  1. Leadership role (L) 
  2. Need to control others (P)
  3. Ease in decision making (I)
c. Activity:
  1. Pace (T) 
  2. Vigorous type (V)
d. Social Nature:
  1. Need for closeness and affection (O) 
  2. Need to belong to groups (B)
  3. Social extension (S)
  4. Need to be noticed (X)
e. Work Style:
  1. Organized type (C) 
  2. Interest in working with details (D)
  3. Theoretical type (R)
f. Temperament:
  1. Need for change (Z) 
  2. Emotional resistant (E)
  3. Need to be forceful (K)
g. Followership:
  1. Need to support authority (F) 
  2. Need for rules and supervision (W)
NORMA ALAT TES
L = PERAN – PEMIMPIN (Leadership Role)
  • Skor 5-9 : yaitu tingkat dimana seseorang memproyeksikan dirinya sebagai pemimpin suatu tingkat dimana ia mencoba menggunakan orang lain untuk mencapai tujuannya. 
  • Skor 4-0 : cendurung tidak secara aktif menggunakan orang lain dalam bekerja
P = KEBUTUHAN – MENGATUR ORANG LAIN (Need to Control Others)
  • Skor 5-9 : tingkat kebutuhan untuk menerima tanggung jawab orang lain, menjadi orang yang bertanggung jawab. 
  • Skor 4-0 : menurunnya keinginan untuk bertanggung jawab pada pekerjaan dan tindakan orang lain.
I = PERAN – MEMBUAT KEPUTUSAN (Ease in Decision Making)
  • Skor 0-2 : ragu – menolak mengambil keputusan 
  • Skor 3-4 : berhati hati membuat keputusan
  • Skor 5-7 : berhati hati – lancar dan mudah mengambil keputusan
  • Skor 8-9 : tidak ragu dalam mengambil keputusan
F = KEBUTUHAN – MEMBANTU ATASAN (Need to Support Authority)
  • Skor 6-9 : bersikap setia dan membantu , kemungkinan bantuannya bersifat politis 
  • Skor 4-5 : setia terhadap perusahaan
  • Skor 2-3 : mengurus kepentingan sendiri
  • Skor < 2 : cenderung egois , kemungkinan bisa memberontak
W = KEBUTUHAN MENGIKUTI ATURAN DAN PENGAWASAN (Need for Rules and Supervision)
  • Skor < 4 : berorientasi pada tujuan, mandiri 
  • Skor 4-5 : kebutuhan akan pengarahan dan harapan yang dirumuskan untuknya
  • Skor 6-9 : meningkatnya orientasi terhadap tugas dan membutuhkan instruksi yang jelas
T = PERAN SIBUK (Pace)
  • Skor < 4 : melakukan segala sesuatu menurut kemauannya sendiri 
  • Skor 4-6 : tergolong aktif secara internal dan mental
V = PERAN PENUH SEMANGAT (Vigorous Type)
  • Skor < 5 : cenderung pasif 
  • Skor 5-7 : aktif secara fisik, cenderung sportif
R = PERAN ORANG YANG TEORITIS (Theoretical Type)
  • Skor 0-4 : kurang perhatian , bersifat praktis 
  • Skor 5-9 : nilai nilai penalaran tergolong tinggi
D = PERAN BEKERJA DENGAN HAL – HAL RINCI (Interest in Working With Details)
  • Skor 0-3 : menyadari kebutuhan akan kecermatan , tetapi tidak berminat bekerja detail 
  • Skor 4-9 : minat tinggi untuk bekerja secara detail
C = PERAN MENGATUR (Organized Type)
  • Skor 0-2 : fleksibel – tidak teratur 
  • Skor 3-5 : teratur tetapi tidak tergolong fleksibel
  • Skor 6-9 : keteraturan tinggi cenderung kaku
X = KEBUTUHAN UNTUK DIPERHATIKAN (Need to be Noticed)
  • Skor < 2 : cenderung pemalu 
  • Skor 2-3 : rendah hati, tulus
  • Skor 4-5 : memiliki pola perilaku yang unik
  • Skor 6-9 : membutuhkan perhatian nyata
B = KEBUTUHAN DITERIMA DALAM KELOMPOK (Need to Belong to Groups)
  • Skor 0-3 : selektif 
  • Skor 4-5 : butuh diterima, tapi tidak mudah dipengaruhi kelompok
  • Skor 6-9 : butuh disukai dan diakui , mudah dipengaruhi
O = KEBUTUHAN KEDEKATAN DAN KASIH SAYANG (Need for Closeness and Affection)
  • Skor < 3: tidak suka hubungan perorangan 
  • Skor 3-4 : sadar akan hubungan perorangan , tapi tidak terlalu tergantung
  • Skor 5-9 : sangat tergantung , butuh penerimaan diri
S = PERAN HUBUNGAN SOSIAL (Social Extension)
  • Skor < 6 : perhatian rendah terhadap hubungan social , kurang percaya pada orang lain
  • Skor 6-9 : kepercayaan tinggu dalam hubungan social, suka interaksi social
N = KEBUTUHAN MENYELESAIKAN TUGAS SECARA MANDIRI (Need to Finish Task)
  • Skor < 3 : menunda atau menghindari pekerjaan 
  • Skor 3-4 : berhati hati atau ragu dalam bekerja
  • Skor 4-6 : cukup bertanggung jawab pada pekerjaan
  • Skor 6-9 : tekun , tanggung jawab tinggi
A = KEBUTUHAN BERPRESTASI (Need to Achieve)
  • Skor 0-5 : ketidakpastian tujuan , kepuasan dalam suatu pekerjaan , tidak ada usaha lebih 
  • Skor 6-9 : tujuan jelas , kubutuhan sukses dan ambisi tinggi
G = PERAN PEKERJA KERAS (Hard Intense Worked)
  • Skor 3-4 : bekerja untuk kesenangan saja , bukan hasil optimal
  • Skor 4-7 : kemauan bekerja keras tinggi
Z = KEBUTUHAN UNTUK BERUBAH (Need for Change)
  • Skor 0-2 : tidak suka berubah 
  • Skor 3-4 : tidak suka perubahan jika dipaksakan
  • Skor 5-6 : mudah menyesuaikan diri
  • Skor 6-7 : membuat perubahan yang selektif , berfikir jauh kedepan
  • Skor 8-9 : mudah gelisah , frustasi , karena segala sesuatu tidak berjalan fantastis
K = KEBUTUHAN UNTUK AGRESIF (Need to be Forceful)
  • Skor 0-2 : menhindari masalah , menulak , untuk mengenali situasi sebagai masalah 
  • Skor 3-4 : suka lingkungan tanang , menghindari konflik
  • Skor 5 : keras kepala
  • Skor 6-7 : agresi berhubungan dengan kerja , dorongan semangat bersaing
  • Skor 8-9 :agresif, cendering defensive
E = PERAN PENGENDALIAN EMOSI (Emotional Resistant)
  • Skor < 2 : terbuka , cepat bereaksi , tidak normative 
  • Skor 2-3 : terbuka
  • Skor 4-6 : punya pendekatan emosional seimbang ,mampu mengendalikan
  • Skor > 6: sangat normative , kebutuhan pengendalian diri yang berlebihan
PENYAJIAN ALAT TES PAPI KOSTICK
a. Waktu
Dalam pelaksanaan Papi Costick Test secara tertulis tidak ada batasan waktu yang diberikan. Durasi pengerjaan test bergantung pada kecepatan testee dalam menjawab semua pernyataan yang tersedia. Namun pada umumnya testee dapat menyelesaikan menjawab semua peryataan pada tes ini dalam waktu dalam hal inikurang dari 35 menit sampai dengan 45 menit.

b. Materi Test
Buku soal Papi Costick’s Test
  • 1 lembar Jawaban Papi Costick’s Test 
  • 1 Lembar psikogram Papi Costick’s test
  • 1 Buku norma Papi Costick’s Test
c. Alat Test
Stopwatch
d. Instruksi Alat Test
Ada 90 pasang pernyataan, pilihlah salah satu dari setiap pasangan pernyataan tersebut yang Anda anggap paling dekat menggambarkan diri saudara. Bila tidak satupun dari sebuah pasangan pernyataan yang cocok, pilihlah yang saudara anggap benar.

Lingkarilah tanda panah pada setiap pernyataan yang saudara pilih pada lembar jawaban yang tersedia.

Contoh :

a. Saya adalah pekerja keras
b. Saya tidak mudah murung

Dalam hal ini, Anda melingkari tanda anak panah “a” (Horizontal), karena pernyataan “a” merupakan gambaran diri Anda. Tetapi jika pernyataan “b” (diagonal) lebih sesuai dengan diri anda, maka lingkarilah tanda anak panah pada pernyataan “b”.

Kerjakanlah secepat mungkin dan pilihlah hanya satu pernyataan dari tiap pasang.

e. Pelaksanaan Tes

Tester membagikan 1 buku soal dan lembar jawaban pada testee. Tester meminta testee mengisi kolom identitas pada kolom yang tersedia pada lembar jawaban. Tester memberikan instruksi tata cara pelaksanaan Papi Costick’s Test pada testee.

Kemudian testee diberi kesempatan bertanya pada tester. Dan jika tidak ada pertanyaan, tester memberikan instruksi mulai mengerjakan Papi Costick’s Test sambil mengaktifkan stopwatch.

Setelah tes selesai, testee diminta mengecek kembali jawabannya dan cara menjawabnya.

PROSEDUR SKORING

Menghitung skor peran, yaitu dengan menjumlahkan anak panah yang dilingkari, baik yang horizontal maupun vertical sesuai dengan arah tanda panah.

Menuliskan jumlah skor pada masing – masing kotak skor dibawah huruf G, L, I, T, V, S, R, D, C, E yang telah tersedia pada lembar jawab.

Menghitung jumlah skor pada seluruh kotak skor peran secara horizontal, dan jumlah skor harus 45.

Menghitung skor “kebutuhan” yaitu dengan menjumlahkan anak panah yang dilingkari baik yang horizontal maupun yang vertical sesuai dengan arah tanda panah.

Menjumlahkan jumlah skor pada masing – masing kotak dibawah huruf N, A, P, X, B, O, Z, K, F, W yang telah tersedia pada lembar jawaban.

Mengitung jumlah skor pada seluruh kotak skor kebutuhan secara vertical, dan jumlah skor harus 45.

Memindahkan setiap skor pada lembar jawaban ke lembar scoring sesuai dengan setiap huruf pada aspek “peran” dan “kebutuhan” dengan cara melingkari angka di dalam lingkaran.

Membuat garis penghubung antara angka yang satu dengan angka lainnya sehingga terbentuklah sebuah diagram pada lembar psikogram yang telah tersedia.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TES PAPI KOSTICK

A.                  KelebihanTest PAPI KOSTICK


PAPI menggunakan forced choice format pada pasangan-pasangan pernyataan yang setara. Sangat sulit untuk melakukan faking/ manipulasi. Item-item pendek, ringkas, Interpretasi logik dan spesifik sehingga dapat difahami dengan jelas oleh tester maupun testee.

Sangat berguna untuk evaluasi karyawan karena menggambarkan administration styles dan dapat digunakan 2 orang/ lebih untuk mengetahui hubungan atasan bawahan dan mengembangkan solusi interpersonal.

Laporan hasil tes disampaikan dalam bentuk visual (berupa cakram). Laporan ini akan memudahkan pengguna (user) mengenali potensi dirinya secara komprehesif, namun tetap mudah dipahami.

Hasil analisa menghasilkan dinamika kepribadian seseorang yang telah dipengaruhi situasi kerja sekitarnya, yang merupakan gambaran kepribadian keseluruhan dan tidak terpisah -pisah, serta menjadi satu dinamika kepribadian yang utuh.

Mengukur personality traits, tes ini juga mengukur psychological needs.

B. Kekurangan Tes Papi Kostick

Cara pengskoringnya butuh ketelitian serta kejelian. Ada kemungkinan orang bosan mengerjakan , karena adanya pernyataan yang di ulang – ulang. Lembar jawaban sedikit membingungkan.




TUGAS SOFTSKILL SIP

Penyusun:
Hanan (15509201)
4PA02

Kelompok Bidang Psikologi Industri dan Organisasi

Dosen: Asep Juarna